Dec 16, 2023

Kopyah Vs. Capil

Pagi-pagi sekali kami bersiap untuk berangkat menelusuri jalanan berdebu. Estimasi kami, dengan melewati tol panjang trans java, perjalanan akan kami tempuh sekitar 3-4 jam. Apalagi ada Google Maps, peluang untuk nyasar tentu bisa diminimalisir. Setelah semua dipastikan telah siap, kami pun berangkat. Dan benar, sepanjang tol trans java, semua lancar terkendali. Exit tol bisa kami capai dalam waktu kurang lebih 2 jam 30 menit.

Kopyah vs. Capil
Kopyah vs. Capil
Setelah tap kartu tol di pintu keluar, perlahan kami melipir ke kiri dan berhenti sambil menunggu rombongan yang lain. Oiya, perjalanan yang kami lalui dalam rangka acara keluarga. Paling tidak, ada 4 mobil dari daerah yang berbeda menuju ke tempat sama, dan sebelumnya kami sudah janjian untuk bertemu di exit tol di kota M. Kota yang terkenal dengan menu makanan khas di pagi hari.

Tujuan kami adalah kota setelahnya, yaitu kota P. Karena belum pernah ke alamat tujuan, agar tidak nyasar, di hari H-1 sebelum keberangkatan kami meminta tuan rumah untuk share location agar kami bisa menelusuri jalanan tanpa perlu capek bertanya ke warga sekitar. Setelah Google Maps di handphone dinyalakan, tertera di sana bahwa diperlukan waktu kurang lebih satu jam lagi untuk mencapai alamat tujuan. Rutenya pun sudah ditentukan dan hanya ada satu opsi disana. Karena kami menyalakan google maps di exit tol, kami percaya bahwa rute yang di ambil oleh mbah google adalah rute tercepat dan terbaik. Sedikit sangsi, rute pun kami crosscheck lagi. Sedikit keanehan dari mbah google map karena rute dari kota M ke kota P tidak mengambil jalur warna kuning atau jalur bis antar kota. Yang diambil malah jalur alternative. Sekedar positive thinking, mungkin ada perbaikan atau ada jalur yang terputus sehingga tidak memungkinkan untuk melewati jalur bis antar kota.

Ada satu rombongan yang terlalu jauh di belakang. Infonya ada sedikit problem sehingga kami yang sudah berkumpul diminta untuk berangkat duluan. Oke, berangkat, sambil terus memantau handphone untuk mengecek apakah kami masih berada di jalur yang sudah ditentukan oleh mbah google.

Setelah hampir satu jam lamanya, akhirnya kami berhenti di satu titik. Di google maps menunjukkan lokasi tujuan sekitar satu km lagi. Kami di arahkan ke rute tersingkat, namun tidak kami temukan ada jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Jangankan roda empat, kendaraan bermotor roda dua pun kami yakin akan kesulitan melewatinya. Sambil membuka jendela mobil, kupandangi layar rute google maps dan hamparan areal persawahan yang luas secara bergantian. Hanya jalan setapak yang terlihat. Sayup kudengar suara burung bernyanyi dan hembusan semilir angin di siang yang terik. Sebenarnya aku berharap suara jangkrik di saat seperti ini. Aku pun mulai menanggilnya pelan: jangkrik jangkrik jangkrik... krik krik krik.......

Satu rombongan mobil kemudian mendahului kami. Sopirnya melihat ada gang didepan dan dia berasumsi ada kemungkinan gang didepan yang di maksud oleh mbah google. Kami yang dibelakang pun mengikuti.

Sekitar 100 meter setelah masuk gang, ada beberapa warga mencegat kami dan bertanya kemana tujuan kami. Setelah kami menjelaskan alamat tujuan, warga tersebut merekomendasikan untuk putar balik karena gang yang kami masuki saat ini adalah gang buntu. Memang benar alamat yang kami cari sudah dekat, tapi tidak ada jalan untuk tembus kesana. Harus memutar sekitar 5-6 km. Mantabs.

Dan akhirnya kami pun sampai di tempat tujuan.

Di satu titik sebelum sampai alamat, kami mencoba menghubungkan garis imajiner yang di buat oleh mbah google dari areal persawahan tadi. Ada sungai yang cukup dalam dan jembatan di atasnya, serta ada jalan setapak yang sepertinya terhubung. Apakah jalan setapak ini terlihat seperti jalan besar, atau mungkin saking banyaknya orang yang melintas (entah jalan kaki atau ngontel) sehingga mbah google melihatnya sebagai jalan yang layak untuk roda empat? akh, dan kami pun hanya bisa berasumsi.

Di tempat tujuan kami pun di sambut dengan hangat oleh tuan rumah. Aneka jajanan dan minuman telah siap untuk di santap. Satu persatu kami memasuki rumah. Tiba saatnya saya yang masuk, satu anggota keluarga yang saya hormati tiba-tiba menegur dan meminta untuk melepaskan topi yang saya pakai. dan Akh, ternyata saya lupa untuk mengganti capil biru yang biasa kupakai dengan kopyah yang sudah kusiapkan di dashboard. Ya sudahlah.

No comments:

Post a Comment

Radiometric Measuring System (2)

Bab 2: Nuklir dan Gamma Ray Protrac Radiometric Di postingan sebelumnya sempat saya sentil terkait gelombang electromagnetic dari frekwensi ...