AVO Meter

"Sampean bawa apa Mas?", tanya Supervisorku saat itu.

"Eh, anu, test pen, pulpen sama AVO Pak", jawabku sambil nyengir.

"Apa yang akan kamu kerjakan hari ini?"

Menjawab itu, tak jelentrehkan semua rencana yang sudah ku susun mulai A sampai Z.

Sebagai seorang Engineer muda yang baru lulus..... (Sebentar... Engineer??? Teknisi saja lha, keményék)... tentu dituntut untuk lebih bisa mengevaluasi permasalahan di dalam pabrik. Permasalahan-permasalahan yang ada itu bisa sudah pernah terjadi, sedang terjadi, atau diprediksi akan terjadi.

Ada permasalahan mesin atau instruments yang selalu berulang di moment-moment tertentu. Ada system yang jika tidak dilakukan penggantian secara berkala pada bagian atau part tertentu akan menyebabkan kerusakan yang fatal nantinya. Supervisorku menyebutnya "Preventive Maintenance". Ini semacam perawatan berkala ala bengkel motor atau mobil. Ada waktu-waktu tertentu kapan harus ganti oli, ganti filter, ganti busi atau penggantian part-part lainnya.

Untuk kali ini, tugasku adalah memonitor kinerja beberapa alat instrument pabrik apakah masih berfungsi sebagaimana mestinya atau mungkin ditemukan permasalahan sehingga perlu penanganan segera atau mungkin bisa dikerjakan nanti / dikerjaan dilain hari karena suatu alasan tertentu.

Apa yang akan kulakukan ini, oleh supervisorku disebut sebagai, "Predictive Maintenance".

Jika diperlukan penjadwalan ulang dalam Preventive maintenance akibat adanya temuan saat Predictive maintenance, kenapa tidak?

Tidak selamanya hal-hal yang berjalan teratur dan berkala saat ini, itu selalu bagus. Ada masanya kita membuat keteraturan/ketertiban baru jika ada temuan-temuan yang menuntut perubahan. Entah perubahan seperlunya (minor) atau perubahan radikal (mayor).

"Dan semua rencana itu hanya butuh test pen, pulpen sama AVO saja Pak", kataku sebagai penutup.

AVO yang kumaksud adalah Multimeter digital. Sebuah alat ukur yang terkait dengan listrik yang meliputi : arus (Ampere meter), tegangan (Volt meter) dan hambatan (Ohm meter). Coba dilihat huruf awal dalam tanda kurung yang saya tulis dalam huruf besar. Huruf kapital itu akan membentuk kata AVO jika disandingkan satu sama lain.

Jika menyebut namanya secara lengkap, MULTIMETER DIGITAL, itu terlalu lama dan sia-sia.

Tapi sempat ada juga yang protes, " Mutimeter digital kan kerjanya bisa lebih kompleks kayak di perumahan. Dia tidak hanya bisa berfungsi untuk mengukur besaran Ampere/Volt/Ohm saja. Tapi bisa juga dipergunakan untuk sumber tegangan 24VDC, bisa mengeluarkan sinyal 4-20mA untuk kalibrasi control valve dan beberapa fungsi lainnya yang jauh lebih kompleks. Jadi alat itu harus dinamai sebagaimana fungsinya".

Temenku ini memang cerewet. Mengenai nama alat saja ributnya minta ampun. Jika nyebut satu nama alat saja butuh waktu satu jam, terus kapan kerjanya?

Yang penting itu orang lain yang terkait itu paham apa yang kita maksudkan. Ribut mengenai hal sepele itu boros segalanya. Waktu, energi, emosi dan lain sebagainya.

Kita sebagai Engineer, eits, Teknisi, yang dinilai adalah proses dan hasil kerja. Jika kita perlu untuk berdebat lama, tentu itu terkait dengan substansi pekerjaan kita. Tidak perlu kita bicara banyak jika tidak ada progress atau kemajuan dari pekerjaan kita. Semakin banyak kita bicara saat tidak ada progress, semakin kelihatan kalau kita cuma omong kosong. Tetanggaku bilang, "ambu abab" (yang artinya bau mulut. Yang keluar dari mulut hanya bau tidak enak saja. Apa yang diomongkan sama sekali tidak ada isinya).

Dengan AVO itu (yo wes ngalah, multimeter digital) memperlengkap panca indraku dalam hal melihat, merasa, mendengar, mencium dan meraba-raba. Dalam hal ini, AVO ini berfungsi untuk mengukur / mencari data.

Pulpen, bertugas untuk mencatat / merecord semua data-data itu.

Test pen, fungsinya buat apa?

***

"Oke, jalankan sesuai rencanamu. Besok pagi kita meeting lagi disini."

"Siap Pak"

***